Ternyata, Sistem Penilaian SNMPTN Itu ... (My Own Experience!)

Halo teman-temanku yang budiman! Kali ini Hanatta bakal bawain konten terbaru dari blog ini! Penasaran nggak sih, kenapa aku menyatakan bahwa konten ini adalah konten terbaru? Ah, pasti semua penasaran 'kan? Yaudah, yuk langsung simak aja penjelasan singkat berikut ini! 


Jadi, kalau kita rewind ke masa lalu, blog ini cuma aku pakai buat share lirik lagu K-POP buat para penggemar K-POP lainnya. Dan mulai sekarang, aku bakal berusaha ngebawain konten yang lebih bermanfaat nih buat kalian semua, hehehe. Mohon dukungannya, ya! 🤗


Sesuai dengan apa yang udah aku rencanain dan aku harapin beberapa waktu yang lalu, aku mau cerita pengalamanku ketika aku lolos SNMPTN 2020! Yey! 😍


Buat adik-adik yang masih bingung, apa sih SNMPTN itu Kak? Oke, bakal aku jelasin secara singkat ya. Jadi SNMPTN merupakan singkatan dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Berarti, hanya PTN doang dong Kak, yang bisa dipilih? Ya jelas dong!


Sistem seleksi jalur SNMPTN ini diperuntukkan bagi lulusan SMA atau sederajat yang masih fresh. Artinya, jalur ini nggak berlaku buat mereka yang udah lulus setahun, dua tahun, atau tiga tahun yang lalu.  SNMPTN hanya berhak menjadi jalur dari calon mahasiswa yang lulus SMA sederajat pada tahun seleksi SNMPTN dilakukan.


Lalu, apa semua siswa berhak mendaftar SNMPTN? No! Nggak semua siswa berhak ya. 😥 Jadi, yang berhak mendaftar SNMPTN adalah siswa yang lolos penyaringan di sekolah masing-masing. Karenanya, kalian harus mempertahankan nilai kalian selama di sekolah! Usahakan jangan sampai ada penurunan nilai. Kalaupun ada, jangan sampai terlalu signifikan atau jatuh bebas ya! 


Setelah lolos penyaringan dari sekolah, lalu selanjutnya gimana? Nah, pertanyaan bagus nih! Setelah lolos penyaringan di sekolah, kamu bakalan bersaing dengan calon mahasiswa baru di seluruh Indonesia, sesuai dengan universitas yang kamu pilih. Kedengarannya menyeramkan ya! Iya, aku juga dulu pernah mengalami yang seperti itu. Rasanya langsung down, rendah diri, kayak pengen nyerah, sedih, huhu. Tapi kamu harus mencoba loh! Kalau nggak akan rugi, jangan takut untuk mencoba! (Ini quotesnya An Nam Jin dalam film It's My Life, hehehe). Oiya, selain nilai yang mumpuni, lebih baik lagi kalau kalian punya beberapa sertifikat atau piagam perlombaan ya! Aku nggak tahu itu beneran membantu atau enggak, tapi aku lah buktinya!


Dulu, pas masanya aku lagi mau daftar SNMPTN, banyak akun sosial media yang 'membocorkan' sistem penilaian SNMPTN. Eits, jangan deg-degan dulu. Jadi, sebenernya belum ada yang tahu pasti, sebenarnya sistem penilaian SNMPTN itu seperti apa rincinya. Yaah. 😫


Tapi nggak papa! Kita bisa pakai beberapa patokan yang meskipun nggak akurat seratus persen ini, untuk sedikit berpikir dan memilih universitas yang kamu mau!


Pertama, sosmed banyak ngasih tau aku kalau SNMPTN bakal mengacu pada akreditas sekolah. Dan akreditas sekolahku (SMA) kebetulan A, jadi pas.


Kedua, sosmed banyak bilang kalau universitas bakal mempertimbangkan banyaknya alumni SMA calon mahasiswa baru di instansinya. Yang ini, aku sama sekali nggak punya kakak kelas yang kuliah disana. Artinya apa? Artinya, aku adalah orang pertama dari sekolahku yang diterima di universitas yang aku pilih. Nggak relate 'kan? Hahaha. Makanya, jangan terlalu percaya juga sih sama kata orang, apalagi cuma di sosmed. Tulisanku ini juga jangan ditelan mentah-mentah ya. Kalian harus cross check dengan sumber yang lain juga ya. Dan coba kalian pikir deh, masa iya penilaian universitas terhadap calon mahasiswa baru bergantung pada alumni, nah, orang pertama yang lolos dari SMA kita tentunya waktu itu nggak punya alumni bukan? Aku selalu berpikir begitu, makanya hal ini bisa terjadi. 🤩 So, keep positive thinking ya!


Ketiga, jelas universitas memilih calon mahasiswa baru dengan nilai rerata rapor yang baik. Makanya, usahakan kamu udah belajar keras dan menjaga nilaimu agar tetap bagus dari semester satu, sampai selesai. Dan kalau nilai kamu kurang memuaskan, JANGAN PERNAH COBA-COBA MENGUBAH NILAI KAMU PAKAI SOGOKAN OR SOMETHING ELSE! Serius, aku nggak recomend kalian buat ngelakuin hal haram itu! Aku punya temen yang punya temen, dia lolos SNMPTN dan dia nggak jadi masuk universitas itu karena terdeteksi melakukan pemalsuan nilai. Bukan hanya itu, tapi fakultas di universitas yang dipilihnya memblokir sekolahnya, dan tidak menerima siswa dari sekolahnya itu untuk masuk ke dalamnya! Hebat bukan? Satu yang bersalah, semua kena. Dan tebak, fakultas apa? Kedokteran! Ada mimpi banyak orang bro di fakultas kedokteran, jangan sampai kamu rusak mimpi orang lain ya! 🙂


Keempat, piagam or sertifikat. Kamu usahain punya dong, piagam kejuaraan gitu. Minimal tiga deh. Tapi kalau nggak bisa, yaudah satu aja, tapi internasional, HAHAHAHA, nggak deng. Terserah deh, pokoknya berjuang buat nunjukin ke sekolah kamu kalau kamu punya kelebihan dalam suatu bidang, siapa tahu kamu diutus menjadi delegasi sekolah ketika ada lomba! Uwu! 😳


Kelima, katanya kalau sekolah kamu udah masuk lomba-lomba, bisa nambah nilai kamu di mata kampus! Sekolahku sendiri waktu itu udah menang lomba sekolah ramah anak sih.


Diluar itu semua, menurutku, universitas tentu lebih melirik ke dalam potensi dalam dirimu ketimbang poin eksternal lainnya. Aku udah ngebuktiin itu semua. Tapi, ceritaku ini juga belum bisa dijadiin patokan ya .... ini cuma beberapa kata yang ingin aku sampaikan ke kalian. Semoga bisa bermanfaat ya. 💜


Oiya, ada yang mau tahu nggak nih, aku diterima di mana? Tebak dong! Hehehe. Oke, aku bakal post cerita tentang universitas pilihanku, dan jurusannya, oke! Jadi selalu pantengin blog aku ya! Thank you for visiting! Happy reading! 💆‍♀💆‍♂


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Kuliah pada Semester 1?!—Ilmu Gizi UNSOED

Run, Run, Run! Pesawat Hampir Lepas Landas!

Bagian Sembilan