Masih Belum Bangkit? Raih Tanganku!

 Hai teman-temanku yang budiman, aku mengantuk. Hahaha, tapi nggak papa asal aku bisa berbagi dengan kalian. Ya, kali ini aku mau berbagi tentang hal yang masih serumpun dengan konten sebelumnya, yaitu tentang semangat!

Nggak mau basa-basi untuk kali ini, kamu baca ini berarti kamu harus didorong ke dalam rasa semangat di lubuk hatimu yang paling dalam bukan? Jadi tariklah nafasmu dalam-dalam, kumpulkan energi. Aku nggak akan tanya bagaimana kabarmu hari ini, jadi jangan menangis, dude.

Hai kamu!

Kali ini aku mau cerita tentang seseorang. Seperti biasa, kita menyebutnya dengan kata ganti ketiga—dia. Orang ini pintar, tapi kondisi ekonominya begitu memprihatinkan. Dia adalah seorang gadis yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua orangtuanya berprofesi sebagai petani. Sayangnya, bukan petani sungguhan—melainkan petani hasil alih profesi. Jadi, penghasilan keluarganya sungguh tidak menentu.

Sejak kecil, dia selalu menurut permintaan kedua orangtuanya untuk bersekolah dimanapun mereka mau—lebih tepatnya mereka sanggup. Sebenernya dia nggak masalah mau sekolah dimana saja. Tapi semua itu cukup keterlaluan sewaktu dia lulus dari SMA.

Dia sudah menentukan pilihannya pada sebuah jurusan di sebuah universitas. Tapi apa? Keluarganya yang tadinya sudah menyetujui tiba-tiba beberapa hari sebelum pendaftaran SNMPTN mengubah haluan mereka. Dan pengubahan haluan itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena sebab pembiayaan—dia mendapatkan beasiswa di universitas lain.

Akhirnya dengan berat hati dia mengubah pilihannya. Mengucapkan selamat tinggal pada mimpi-mimpi yang sudah dibangun selama belasan tahun.

Kalian, yang kini punya cukup harta untuk melanjutkan mimpi, hargailah. Kalau kalian saat ini merasa belum pantas untuk mengenyam bangku pendidikan lebih tinggi lagi karena otak yang kapasitasnya sedikit—ayo coba lebih keras lagi! Kita coba sama-sama, pasti bisa!

U got it? Ok then, tugasku selesai.

Masih mau ketemu aku di konten selanjutnya?

Well, happy reading. 🥝🥝