Apa yang Harus Dilakukan Setelah Selesai Daftar SNMPTN?

Halo!

Kemarin, mmm, bukan, tempo hari, ada seseorang yang minta dikirimin screenshot-an pas aku lolos SNMPTN 2020. Jadi, ini ya screenshot-annya. Siapa tahu selain orang itu, kamu juga mau lihat.





Oh iya, kamu udah selesai daftar SNMPTN 2021, 'kan, ya? Nah, sekarang tinggal berdoa aja, ya. Asalkan kamu sudah berusaha semampu kamu, semaksimal kamu, aku yakin, kamu pasti bakal dapat yang terbaik dari Sang Pemilik Alam Semesta.


Mau cerita sedikit, nih. Dulu sewaktu SMA, aku ambis banget. Dari seluruh jenjang pendidikan yang udah selesai aku tempuh, masa SMA itu paling ambis. Kayak ... ketika temen-temen aku masih pada tidur, aku udah lari sambil tidur. Ya, belajar dan dapet pencapaian bagus dari lomba dan sebagainya adalah cara lain untuk 'tidur' menurut kamusku saat itu. Bahkan, nih, ya, buat penggemar drakor yang suka maraton nontonnya, aku mau nanya, kalian kalau maraton drakor gimana caranya? Sama nggak kayak cara maraton drakor ala aku? Hahaha, kayaknya enggak, deh.


Maraton drakor ala aku itu; 26 episode dalam 2 jam. Bayangin aja aku nontonnya pakai kecepatan 2 kali lipat (karena kalau di gawai aku saat itu, itu udah paling maksimal) lalu aku skip berapa kali? Hehe, aku aja nggak ngitungin. Ya, gitu, deh, saking ambisnya.


Pernah juga sebenernya, waktu ujian akhir. Kayaknya ujian akhir semester, sih. Bukan ujian sekolah. Eh ... tapi lupa, ding. Wkwk. Ya pokoknya ujian, deh. Pagi itu jadwalnya ujian biologi—yang mana merupakan salah satu pelajaran kesukaanku saat di SMA, eh, tapi aku hampir suka semua pelajaran, lebih tepatnya berusaha menyukai kalau untuk semuanya—tapi aku belum belajar. Yang aku maksud belum belajar itu bukannya kopong, kosong melompong belum buka buku sama sekali. Tapi yang aku maksud belum belajar itu belum bener-bener yakin sama diri sendiri bahwa aku udah sungguhan menyerap seluruh materinya atau belum. Dan terjadilah .... Aku bohong, hehehe. Jadi aku izin buat nggak berangkat sekolah karena sakit. 😂 Niatnya biar bisa ikut susulan, dan aku bakalan udah belajar dan bener-bener yakin kalau aku bisa. Habis itu, kabar kalau aku sakit kesebar di seluruh sekolah. Geger, wkwk. Soalnya aku nggak pernah izin pas ujian. Jangankan pas ujian, sekolah biasa aja jarang izin. Pak guru, kalau Anda membaca ini, saya minta maaf, ya, Pak. Huhuhu.


Oh iya, sebelumnya aku bilang kalau aku jarang izin, ya? Oke, itu cuma berlaku di kelas 10 sama 11. Di dua jenjang itu aku cuma izin kalau ikut lomba, pulang ke rumah orang tua, atau beneran sakit (kayaknya jarang kalau ini, biasanya memaksakan diri). Tapi di kelas 12 aku pernah beberapa kali izin nggak berangkat karena bangun kesiangan. 😂 Sebenernya nggak terlambat kalau ke sekolahnya naik kendaraan. Sayangnya aku jalan kaki, wkwk. Waktu itu sebenernya pernah, aku nyari taksi (kalau di tempat aku, angkot itu dipanggil taksi, wkwk) terus minta dianter ke sekolah. Eh, supirnya malah bawa kendaraannya ke gunung dulu, baru turun ke sekolah. Untung aja nggak telat, padahal hari Senin. Aku langsung lari-lari, deh. 😂 Ngomong-ngomong, karena aku jalan kaki ke sekolah, akhirnya ada temenku yang ngajakin sekolah bareng naik motornya. Tiap hari aku dijemput gitu. Tapi hari itu, aku nunggu lamaaa banget. Dan ternyata dia nggak berangkat, yaudah aku juga nggak berangkat. 😂 Oke, dengan ini cukup ya. Aku nggak serajin itu, kok. 😂


Pak guru biologiku waktu itu ngasih aku nasihat. Waktu aku izin nggak ikut ujian karena sakit—padahal bohong, alibi aja wkwk. Beliau tanya, "Kok, bisa(sakit)?"


Terus aku jawab, deh. "Terlalu mempeng (hype banget belajarnya), Pak."


Beliau bilang, cara belajar aku salah. Seharusnya dari jauh hari aku udah nyicil belajar. Jadi di malam ketika ujian besoknya mau diujikan, aku tinggal review sebentar aja.


Nggak gitu, guys. Sebenernya aku juga udah belajar terus. Apalagi di sekolah aku berusaha untuk selalu memperhatikan guruku. Meski pada akhirnya aku juga kadang tidur di kelas. Tapi pas jam istirahat. Tapi pernah juga, sih, pas pelajaran MTK sama Fiqh. Maafkan saya, Pak. 😭 Eh, kayaknya bahasa Inggris juga pernah (?) Ah, lupa. 😭👍


Oke, kembali lagi ke topik bahasan sebelumnya. Jadi, aku itu belajar jauh-jauh hari. Cuma ... karena rasa ketidakpercayaan diri yang sangat besar, aku selalu mengulang belajar dari awal sampai akhir saat mereview kalau besoknya mau ujian. Selalu nggak percaya sama diri sendiri, jadi aku ulang-ulang satu halaman beberapa kali. Kadang juga sambil dengerin musik, jadi malah ikutan nyanyi. 😭 Kadang khilaf, nggak sengaja buka sosmed dan keterusan. 😭 Aku manusia guys, sama kayak kalian semua. Kalian pasti juga merasakan hal-hal tersebut di atas ketika belajar, bukan? Eh, tapi kayaknya ada orang yang ambisnya diatas rata-rata. Wih, pengen banget ketemu orang yang kayak gitu. Mau lihat seberapa keren dan dingin raut wajahnya. Eh, tapi ambis nggak selalu keren dan dingin, lho. Bisa jadi dia periang, humoris, dan supel. 


Ngobrol-ngobrol, tadi kita ngomongin SNMPTN, ya? Duh, kok, jadi merambat sampai sini, sih, pembicaraan kita? Wkwk. Oke, aku kembaliin ke topik awal, ya.


Jadi, buat kalian yang udah selesai daftar SNMPTN. Sekarang, hal yang bisa kalian lakuin adalah berdoa. Ya, berdoa. Dekatkan diri kalian sama Tuhan. Ya, Tuhan kalian, Dzat yang kalian percaya sebagai pemilik hidup dan mati kalian.


Buat yang islam, kalian bisa coba ini :

1. Salat fardu 5 waktu harus jalan.

2. Boleh ditambah salat dhuha buat memperlancar rezeki. Siapa tahu SNMPTN itu rezeki kalian.

3. Boleh ditambah salat tahajud. Mepet Allah di sepertiga malam terakhir, minta dijodohkan dengan PTN yang kamu pilih lewat SNMPTN.

4. Sebenernya ini bagus buat pembiasaan. Baca Al-Qur'an setiap sehabis salat magrib.

5. Kalau bisa, tambahi ini ya : salat sunnah rawatib (qabliyah [sebelum] dan ba'diyah [sesudah]) salat fardu. Rinciannya : 2 rakaat sebelum salat subuh (ini lebih daripada dunia dan seisinya), 2 rakaat sebelun salat duhur, 2 rakaat sesudah salat duhur, 2 rakaat sebelum salat ashar, 2 rakaat sebelum salat magrib, 2 rakaat setelah salat magrib, 2 rakaat sebelum salat isya, dan 2 rakaat setelah salat isya.

6. Kalau kuat, bisa ditambah puasa Senin-Kamis, guys.


Oke, setelah 'berdoa' masih ada beberapa hal yang bisa kalian lakukan. Salah satu yang penting adalah; minta doa restu kepada orang tua kalian. Kepada semua orang juga boleh. Semakin banyak kalian tersenyum dan berbuat baik, maka orang lain juga akan demikian kepada kalian. Kalau yang nggak membalas kebaikan kalian, ya, nggak papa. Mungkin orang tersebut belum menyadarinya aja. 


Restu orang tua itu pentiiing banget. Kata-kata positif dari mereka itu bisa menjagamu tetap kokoh berdiri. 


Lalu bagaimana kalau orang tua aku nggak mendukung aku dan mimpiku?


Kamu tentu punya sekolah, bukan? Siapa orang tuamu di sekolah? Nah. Ada ibu dan bapak guru. Mereka adalah orang tua kamu juga. Mereka adalah orang tua yang berharap agar kamu secepatnya enyah dari sekolah mereka, wkwk. Enyahnya bukan karena di DO, ya. Tapi karena murid lulus dan menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


Dulu aku setiap ketemu guru, aku salim, terus minta doa restunya. Kalau sekarang nggak usah salim, ya. Tersenyum saja, ucapkan salam, bisa assalamualaikum, bisa selamat pagi, siang, sore, apa kabar, pokoknya hal-hal baik, deh. Lalu setelah itu, pasang wajah penuh pengharapan, dan mintalah doa restu. Itu kalau bertemu langsung. Kalau nggak ketemu langsung, ya, boleh aja lewat pesan virtual. Kalaupun enggak dilakuin juga nggak papa. Ini opsional, kok. Wkwk.


Kalian juga harus baik sama temen. Baik bukan berarti ngasih contekan dan sebagainya. Baik itu, kalian mendoakan yang terbaik buat mereka. Aku pernah baca di postingan salah satu teman aku, bahwa kalau kamu ingin mencapai sesuatu, maka doakanlah orang lain yang sedang ingin mencapai sesuatu yang sedang kamu inginkan juga, agar keinginan mereka terkabul. Nanti, doanya bisa balik ke kamu, hehehe.


Oh iya, jangan pernah meremehkan teman, ya. Dia juga sama seperti kamu. Seseorang yang kini tengah mengejar impiannya. Teman kamu mungkin ada yang terlihat santai, tapi bukan berarti dia nggak punya impian. Mungkin teman kamu sedang perlu motivasi. Makanya, kalau kamu datang dan memberi dia senyuman aja, hmm, pasti berarti banget buat dia. Oh iya, di masa pandemi nggak bisa ketemu langsung, ya? Huhu, aku dari tadi cerita sambil keingetan masa SMA sebelum pandemi. Yaudah, deh, kalau nggak bisa ketemu langsung, ntar di pesan virtual bilangin aja, "SEMANGAT! YUK, PASTI BISA!" ya, kayak gitu, deh. 


Kita nggak tahu seberapa besar dampak dari setiap ketikan jempol kita buat orang lain. Pun aku. Aku nggak tahu apa tulisan ini bakal bermanfaat atau enggak buat kamu, atau kalian semua. Yang aku tahu, mulai malam tadi aku merasa harus ngomong kayak gini. Entah ada yang baca atau enggak, aku seneng karena udah ngomongin kebaikan (menurutku. Semoga bagi kalian, tulisan ini juga merupakan kebaikan, ya).


Oh iya, kalian tahu nggak? Selama menunggu pengumuman SNMPTN, aku saranin kalian semua memperbanyak melihat yang hijau-hijau, ya. Karena, ya, itu. Kalau kita lolos SNMPTN itu kan nanti keluar warna hijau, terus ada tulisannya SELAMAT! ANDA DINYATAKAN LOLOS SELEKSI SNMPTN 2021 PADA :


Ya, aku berharap kalian bisa ketemu tulisan dan warna hijau itu ketika pengumuman SNMPTN.


Pokoknya penuhi pikiran kalian dengan pikiran yang positif, ya. Aku dulu juga sebenernya banyak mikir negatif. Ya, mau gimana lagi? Aku orangnya begitu. Tapi aku berusaha menepis semua pikiran negatif itu dengan mengajak diriku sendiri untuk memperbanyak melihat warna hijau, dan mempersedikit melihat warna merah. Eh, tapi kalau kalian amati, sebenarnya tetap aja ada warna merah di bawah halaman ketika kalian diputuskan lolos SNMPTN, lho, hehe. Itu merupakan poin penting yang nggak boleh dilewatkan oleh maba alias mahasiswa baru. Makanya dikasih highlight berupa warna merah yang terang.


Kebetulan untuk mencari warna hijau nggak sulit buatku. Karena pandemi datang, aku pun pulang ke desa tempat orang tuaku tinggal. Jadi ... ya, aku bisa lihat pepohonan setiap hari. Kan rumah aku dekat hutan, hehehe. Dikelilingi hutan malahan.


Tapi buat kalian yang tinggal di kota yang padat, nggak usah bingung. Kalian cari aja di google, wallpaper hutan-hutanan, atau warna solid hijau. Aku juga nggak menjamin ini bisa berhasil, tapi ... membuat diri kita selalu berpikir positif bukan hal buruk, 'kan?


Oke, sekian dari aku. Semoga aku bisa berbagi lagi di kemudian hari, ya. Kedepannya, aku harap kalian tetap semangat! Yo! Yo! I'm on your side, guys!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Kuliah pada Semester 1?!—Ilmu Gizi UNSOED

Run, Run, Run! Pesawat Hampir Lepas Landas!

Bagian Sembilan