Kisah Pedih Mendaftar Akun LTMPT 2020

 Halo teman-temanku yang budiman! Bagaimana kabarnya hari ini? Masih sehat, 'kan? Harus dong! Tetap patuhi protokol kesehatan, makan makanan bergizi, dan olahraga teratur ya! 🀩


Di postingan kali ini, Hanatta mau bawain apa hayooo? Tebak yok tebak! Yakk sesuai yang udah aku spill di akhir postingan aku yang lalu, aku bakal ngebawain kisah sedih ke hadapan kalian nih, jadi jangan lupa siapin tisu atau saputangan, mau menguak kenangan pedih nih. πŸ˜₯


Sebenarnya enggak pedih-pedih amat juga kok hehehe. Soalnya kisah pedih ini akhirnya berakhir bahagia karena aku bisa ketemu Mark Lee, hehehe (halu dulu gapapa yakan). πŸ€’


Jadi cerita ini bermula pada akhir tahun 2019 apa ya? Atau malah awal tahun 2020? Aku lupa. Ya, emang pelupa banget gini sih, maaf ya. Bikin password sosmed jam sepuluh, jam sepuluh lewat seperempat aja udah lupa lagi. Apalagi nginget yang kaya gini. 😣


Pokoknya waktu itu, saat waktu-waktu awal pendaftaran akun LTMPT, aku sebenarnya sudah siap untuk curi start dan mendaftar lebih dahulu. Tetapi karena waktu itu ada sedikit mis yang menyebabkan kebingungan, pendaftaran itu pun ditunda. Kami tentunya masih santai karena pendaftaran akun LTMPT pada waktu itu masih memiliki rentang waktu yang cukup lama. Namun, ke-santuy-an kami pada akhirnya membawa malapetaka. 


Pada beberapa hari terakhir pendaftaran akun LTMPT, server mereka mendadak sering down. Hal ini tidak lain dan tidak bukan adalah disebabkan oleh banyaknya orang yang mencoba mengakses laman tersebut baik untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon mahasiswa baru, maupun sekolah yang mendaftarkan instansinya dalam membawa para siswanya menuju gerbang kampus impian.


Kalau sekarang aku sedang merasakan pedihnya trouble jaringan, waktu itu belum. Waktu itu aku masih tinggal di kota (karena masih masa aktif sekolah) dan jaringannya bagus banget, lancar banget! Sedihnya, dengan jaringan selancar itupun laman LTMPT tetap nggak bisa kebuka dong! Aku terus nyobain sama temen-temen yang lain buat ngebuka laman itu. Dari pagi sampai ke pagi hari esoknya lagi. Bangun tidur ku terus shalat, membereskan tempat tidur, lalu tanpa mandi sudah memegang gawai untuk mengecek laman LTMPT. Habis itu nggak mandi langsung ke sekolah. Enggak deng, bercanda. Jadi kami berusaha mencari waktu yang kami anggap senggang. Seperti saat jam empat sore, menjelang maghrib, jam sebelas malam, jam dua, atau subuh (dalam zona waktu WITA). 


Dalam kondisi seperti itu, sebenarnya aku berpikir; mana mungkin akan ada jam-jam senggang bila seluruh siswa di Indonesia mengakses laman LTMPT pada jam-jam senggang yang sama? Maksudku, tentunya setiap siswa berusaha untuk curi-curi waktu di jam senggang itu 'kan? Lantas bagaimana kalau semua orang mencuri waktu di saat yang sama? Siapa yang mau dicuri waktunya hei?!


Beneran, rasanya frustasi banget di masa itu. Ada sekitar dua sampai tiga hari aku nggak tidur dengan tenang, dan selalu begadang. For your information, dataku sebenernya udah masuk semua, hanya tinggal finalisasi saja. Kelihatannya simpel ya? Namun sebenarnya tidak sesimpel itu kawan, kalau aku sudah berhasil mengisi data, tetapi tidak memfinalisasikan akun, maka sama saja bohong.


Antara para siswa dan guru yang mengurusi bidang ini, kami sering dan menjadi lebih sering bertemu di lobi. Kami bercerita tentang sudah sampai dimanakah kami berjuang, kemudian juga saling menguatkan. Di saat yang sama, aku juga nyobain buat daftar beasiswa-beasiswa di luar negeri. Aku nggak baca ketentuan atau apapun, yang penting ada tulisan fully funded, udah, daftar. Berbekal modal wifi sekolah, dalam waktu kurang dari dua jam, aku sudah mendaftar sekitar tiga atau empat scholarship di luar negeri. Ngawur 'kan? Hahaha. Namanya orang bingung, ya gitu.


Tentang bagaimana rasa sedih itu menjadi terlihat sedikit celah untuk menjadi bahagia, aku mau bisikin ke kalian. Kejadiannya berlangsung pada satu hari itu. Aku dulu sempat mengabadikan momen itu menjadi sebuah password lockscreen-ku, tapi sekarang lupa—lagi. Pokoknya, angkanya waktu itu cantik banget. 11:59:59 atau berapa ya? Ah tapi nggak secantik itu juga sih, biasa aja. Aku aja yang memperlakukannya seolah dia luar biasa. 


Malam itu aku nggak tidur. Beberapa dari temenku udah nyerah dan mereka mau tidur. Oke, silakan tidur. Aku niatnya mau kabarin mereka kalo ternyata bisa. Dan ternyata beneran bisa! Sambil deg-degan aku langsung finalisasikan akunku, lalu aku cepat hubungi temanku yang lain. Sayangnya saat mereka mencoba, seingatku belum ada yang berhasil. Malam itu rasanya aku dibagi menjadi dua. Aku senang karena aku berhasil finalisasikan akunku, tapi aku juga sedih karena teman seperjuanganku belum bisa finalisasikan akun mereka. 😞


Keesokan harinya sepulang sekolah, kami pergi mengobrol santai dengan beberapa guru kami. Ya, kami saling support satu sama lain seperti biasa. Waktu itu aku beneran masih awam banget. Aku nggak tahu kalau ternyata meskipun akun pribadi kita sudah difinalisasikan, tetapi akun sekolah belum, maka hasilnya akan sama saja; tidak bisa mendaftar SNMPTN. Bagaimana kondisiku waktu itu? Jelas, langsung down lagi.


Malam selanjutnya beredar berita 'puluhan ribu calon mahasiswa terancam tak ikut SNMPTN 2020' (ini judulnya juga seingetku ya. Huhu, pelupa banget) sedih banget dengernya. Apalagi, aku dan teman-temanku waktu itu termasuk segelintir diantara ribuan calon mahasiswa itu. Kami terus berdoa, saling menyemangati, dan berkabar tanpa henti. Malam itu aku juga tetap nggak tidur. Selain menemani teman yang lain, sambil me-refresh otak juga, dengerin lagu atau sejenisnya.


Pagi harinya, keadaan mulai membaik. Beberapa teman sudah berhasil memfinalisasikan akun mereka. Sedang sebagian besarnya belum, pun dengan siswa lain di seluruh Indonesia. Padahal pendaftaran akun LTMPT akan ditutup dalam hitungan jam. Rasanya, kami sudah tak punya harapan. Akun sekolah belum bisa difinalisasi, dan akun teman-teman yang lain juga belum sepenuhnya bisa difinalisasi. Hingga pada akhirnya, muncullah sebuah petisi untuk memperpanjang jangka waktu pendaftaran akun LTMPT. Kami pun beramai-ramai menandatangani petisi tersebut. 


Ketika semua orang tengah terfokus pada petisi, ada seorang teman yang berhasil memfinalisasikan akunnya. Ini berarti, situs LTMPT tengah kosong. Jadi aku meminta kepada teman-teman yang lain untuk tetap mencoba memfinalisasikan akun mereka, dan berhasil! Beberapa dari mereka berhasil memfinalisasikan akunnya. 


Dalam jangka waktu yang telah diperpanjang, banyak siswa yang dapat mendaftar LTMPT, senang sekali! Namun sayang, akun sekolah tak kunjung dapat difinalisasi. Aku sudah menyerah, aku sudah menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sore itu tiba-tiba gawaiku bergetar, ada notifikasi pesan masuk.


"Akun sekolah sudah berhasil difinalisasikan, alhamdulillah." (kira-kira seperti itu isinya, hehe)



Pesan singkat yang tiba-tiba muncul beberapa jam sebelum pendaftaran ditutup, benar-benar membuat kami yang tak tidur dengan nyenyak berhari-hari merasa telah dibayar dengan harga yang pas! Huhuhu. Luv banget 'kan? 😭


Oiya, meski sudah mengalami perpanjangan pendaftaran beberapa kali, tetap saja ada siswa dan sekolah yang belum berhasil mendaftar. Aku sedih, dan aku bilang ke guruku, tapi beliau bilang "Allah sudah punya jalan yang lebih baik buat mereka." ☺

Jadi, ya sudahlah. Pasti mereka juga akan mendapatkan masa depan yang baik dan cemerlang! Dan kita juga ya! 🧚‍♂🧚‍♀


Kiranya itu yang bisa aku sampaikan hari ini teman-teman, ngomong-ngomong, maaf kok aku bahasanya jadi agak baku gitu ya? Hehehe, kebiasaan sih. Ambil pelajaran dari peristiwa ini ya! Apa pelajarannya? Jangan pernah menyerah! Lakukan dulu segalanya sampai titik darah penghabisan! Kalau kamu sudah melakukan segalanya, sudah memberikan segala apa yang kamu punya, maka sisanya kita serahkan pada-Nya. Dia tahu apa yang terbaik untuk kita. πŸ’œ


Eh, rasanya jadi kayak formal banget nih. πŸ˜…πŸ˜‚


Baibai semuanya! Sampai ketemu di postingan selanjutnya! Kira-kira aku bakal post tentang apa lagi ya? Mm, gimana kalo posting tentang ... euforia saat lolos SNMPTN? Nanti deh. Pokoknya sampai jumpa di postingan selanjutnya! Happy reading! πŸ€—πŸ˜

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mata Kuliah pada Semester 1?!—Ilmu Gizi UNSOED

Run, Run, Run! Pesawat Hampir Lepas Landas!

Bagian Sembilan